Kick Off Program Petani Milenial Hadirkan Kitubeb & Parahitawork

Ragam624 views

REPUBLIKAN, Bandung – Dengan adanya gelaran Kick Off Program Petani Milenial Provinsi Jawa Barat 2021, diharapkan banyak lahir petani milenial yang memiliki visi misi yang sama dalam memajukan hasil bumi, khususnya bidang perkebunan.

Hal ini diungkapkan Yuli Yanti, sorang motivator Petani Milenial Bidang Perkebunan, pemilik usaha Gula Aren Kitubeb melalui pesan singkatnya,“Saya berharap melalui Program Petani Milenial ini bisa memajukan dan membantu petani dalam peningkatan ekonomi juga bisnis yang berkelanjutan”, ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Neng Yuli ini di undang untuk mengisi stand yang memamerkan produk-produk dari petani milenial di Jabar. Kegiatan Kick Off Program Petani Milenial ini sendiri dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jabar di Kampung Pasir Angling, Desa Sunten Jaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jum’at (26/03/2021).

Dalam kesempatan tersebut Neng Yuli juga menghadirkan The New Kitubeb, yaitu Parahita Work Home Industri.

Parahita Work Home Industry ini berisikan kumpulan anak muda yang ikut memajukan hasil UMKM dari Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

Neng Yuli berharap kepada petani milenial bidang perkebunan untuk bisa memetakan potensi berkebunan yang ada di daerahnya masing masing.

“Selain itu, mereka juga bisa menciptakan produk inovasi, karena masih sedikit produk inovasi perkebunan yang belum di sentuh oleh pemuda khususnya”, jelasnya.

Dirinya mencontohkan seperti saat dirinya memulai usaha pengolahan gula aren dan produk turunannya yang dirintis sejak tahun 2017.

“Saat itu (2017) tidak ada yang terpikir untuk mengolah produk gula aren, padahal pohon aren dan pohon kelapa yang merupkan hasil produk perkebunan ini sangat menjanjikan jika di kembangkan”, terangnya.

Neng Yuli nengaku bangga dan sama sekali tidak malu ketika orang menyebut dan memanggilnya tukang gula.

“Karena melalui gula aren inilah saya bisa mengeksplor diri dan yang pasti juga membuat saya lebih mencintai alam”, pungkasnya.[rls]

Comment