Sang Genius Umar Sumarta Siapkan Aksi Peduli Covid-19 di TPU Cikadut: Tulus Aku Membantu

Ragam, Sosial968 views

REPUBLIKAN, Bandung – Melanjut tersebarnya berita ihwal niatan Umar Sumarta (73) Sang Genius alias maestro pelukis yang ingin menymbang sejumlah dana, untuk para penyintas atau korban pandemik Covid-19 di negara kita.”Sudah bulat tekad saya, menangis lama sekali. Apa yang bisa saya sumbangkan untuk negeri ini? Terima kasih ada pihak yang bersedia gotong-royong kumpulkan dana. Tulus aku membantu,” ujar Umar Sumarta pada Selasa sore, 3 Agustus 2021 di kediamannya di daerah Cibogo Kota Bandung.

Menurut Djen Himawan (61) salah satu kolektor lukisan Umar Sumarta yang mendukung , rencana aksi amal melukis di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Cikadut, Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Bandung, konon sejak pandemi Covid-19 melanda negeri kita ada ribuan korban yang telah dimakamkan dari berbagai latar belakang agama di Cikadut ini:

”Intinya, hari ini saya dan Pak Umar Sumarta mempertajam rencana beliau. Seperti apa, dan di mana titiknya beliau akan melakukan aksi amal itu? Bagi saya dan kawan-kawan, sangatlah mendukung aksi kemanusiaan ini. Bersyukur, baru saja berita ini tersebar, sudah banyak dukungan dari mana-mana. Saya terharu dan makin bersemangat, membantu niatan tulus Pak Umar ini.”

Sketsa Krisna

Masih kata Djen Himawan, seperti sudah ada janjian, Pak Umar ternyata sudah punya sketsa yang telah direnungkan sejak 2015 hingga 2020 lalu. Relevansi pesan moral sketsa ini, berkisah tentang pentingnya, peran Krisna di tokoh pewayanga. Konon, Krisna amat dipercaya sebagai simbol keadilan, kejujuran, bijaksana, sakti, bersih hati, dan berwibawa. Namun, peran Krisna ini dalam kenyataannya, tak semudah yang kita bayangkan. Ia kerap mendapat tantangan dan gangguan, serta hambatan maha berat:

“Ada perlawanan dari Sang Buta (raksasa). Nah Buta ini tiada lain pandemi Covid-19 itu yang harus dibasmi secara kompak dalam pengertian luas dan mendalam, diantaranya diserbu dengan senjata Cakra milik Krisna,” jelas Djen Himawan sambil menambahkan –“Covid itu, jelas tak mudah dikalahkan!”

Selanjutnya menurut Umar Sumarta sendiri, terkait rencana aksi amal di TPU Cikadut yang menurut rencananya akan hadir di lokasi untuk survey awal pada Rabu pagi (4/8/2021). :”Satu-satunya cara mengalahkan Sang Buta, ya jelmaan Si Covid-19 itu, seluruh umat manusia harus kompak membasmi, melalui kejujuran, berbuat adil, dan transparan. Banyak kan, sekarang ini selama pandemi ada ketidakjujuran, maling, kejahatan, lalu rakyat jadi korbannya. Hanya Krisna yang bisa mengalahkannya,” terangnya dengan menambahkan – “Syaratnya, harus kompak umat manusia di seluruh dunia !”

Uniknya, disela-sela Umar Sumarta yang menurut bocoran kalangan tertentu diperkirakan bila memungkinkan dalam waktu dekat akan berpameran di dalam negeri serta di luar negeri, di antaranya di Singapura, kala dtemui di rumahnya hari itu sedang mengaso yang menurut dirinya “ya, ini sedang merenung, bagaimana kelanjutan pandemi Covid ini,’ ujarnya sambil menjelaskan secuil kisahnya dari karya lukisannya berjudul ‘Rahwana Ngancik’ atau ‘Dasamuka Berkedok Dorna’ (oil on canvas, 70 X 139 Cm) tahun 1981.Lukisan spesial di hati Umar Sumarta ini, tergantung di beranda rumahnya:”Setiap hari selalu saya tatap dan renungkan, maknanya.”

Sontak, Umar Sumarta mendeskripsikan ihwal munculnya karya berjuluk ‘Rahwana Ngancik’. Lalu, ia memunculkan bahasa tubuh amarah yang sangat mendalam, sejenak kemudian muncul tangis pilu. Momen ini, mengingatkan dirinya pada penderitaan manusia yang tiada tara, utamanya di jaman pandemi Covid-19 yang ia selami, dan kabarnya diperoleh dari berbagai sumber pemberitaan:

“Saat ini tak sedikit orang yang mukanya berkedok bukan satu, dua kedok tetapi, berlapis-lapis. Bisa diduga, betapa jahatnya itu manusia. Korbannya, rakyat jelata. Segera, kita harus basmi dengan senjata kebaikan dan maha kesabaran,” ujarnya dengan nada getir sambil menambahkan –“Makanya, lukisan ini tak akan saya jual berapa pun harganya. Maksa mau beli? Harganya Satu Triliun Dollar Amerika (1 T U.S $) !”

Teknis Pengumpulan Dana

Kembali ditanyakan kepada Djen Himawan, seperti apa bentuk aksi amal atau fund raising ini yang dananya akan disumbangkan untuk korban pandemi Covid-19? Menurutnya, gambaran umum, mungkin saja nanti ada lelang untuk mendapatkan lukisan yang dibuat khusus selama di TPU Cikadut. Lainnya, ada pengumpulan dana secara konvensional yang ditampung oleh sebuah yayasan atau Lembaga yang berbadan hukum.

“Lelang ini, tentu secara virtual agar bisa diikuti oleh banyak kalangan. Akan ada kepanitiaan tersendiri. Beruntungnya, sudah ada beberapa pihak yang bersedia menjadi peserta lelang lukisan ini. Soal dompet amal, ini memungkinkan siapa pun bisa beramal sesuai kemampuannya. Teknisnya, sedang dirumuskan. Tujuannya agar terjadi transparansi, dan pertangung-jawaban yang efektip, serta efisien. Itu saja ya, sementara in. Intinya, niatan Pak Umar Sumarta itu sudah bulat,” pungkas Djen Himawan sambil memohon doa demi suksenya aksi amal ini.[hs/red]

Comment