FK-TANI Siap Bermitra dengan Petani Jagung Cicalengka Kabupaten Bandung – Bermitra, Tingkatkan Kualitas

Ekonomi570 views

REPUBLIKAN, Kab Bandung – Kembali rombongan pengurus DPP FK-TANI pada Selasa (15/2/2022) menyambangi area tanaman jagung di Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. “Terpenting hari ini kami berkenalan dan bertemu pimpinan informal petani jagung setempat. Tidak sembarangan tokoh yang kami temui itu mantan Camat Cilengkrang Kabupaten Bandung Kang Edi Kusnadi,” papar Kang Hale sapaan akrab H.Lenny Sukarni, Ketua Umum DPP FK-TANI, yang redaksi temui di lapangan.

Lebih jauh menurut Edi Kusnadi yang sempat berbincang di kediamannya di Kampung Cibunar Desa Citaman Kecamatan Nagreg, bahwa dirinya setelah pensiun pada Oktober 2021 lalu semakin fokus bersama petani jagung di daerahnya.”Sedikitnya ada 60 hektar jagung hibrida yang akan dipanen pada akhir Februari 2022 ini di dua desa yang ada di kecamatan Cicalengka,”ujar Edi Kusnadi sambil menambahkan –“Pisang raja bulu pun kami tanam, dan peminatnya pun ternyata lumayan.”

Lebih jauh menurut Nanda Juanda, Sekertaris Umum DPP FK-TANI yang hari itu menyertai rombongan Kang Hale kepada redaksi menyatakan ketertarikannya untuk membina kerjasama dengan petani jagung di Cicalengka:

“Ini seperti gayung bersambut, para petani jagung yang bersama-sama Kang Edi Kusnadi ternyata antusias akan membina kerjasama dengan FK-TANI. Setidaknya, akan ditingkatkan akses terkait pupuk, pengolahan pasca panen, dan akses pasar yang lebih memadai,” ujar Nanda Juanda yang diamini rekannya Kang Ozenk atau dikenal sebagai Deni Tudirahayu, Bendahara DPP FK-TANI – “Paling dekat akan kita cermati kondisi menjelang panenan jagung pada akhir Februari 2022 di Cicalengka dan Kabupaten Bandung umumnya.”

Corn Belt Jabar itu

Kembali menurut Kang Hale yang sepintas menyimpulkan dari kunjungan ke lapangan hari ini, faktanya petani di Cicalengka dan Kabupaten Bandung pada umumnya, memiliki kesamaan dalam hal budidaya tanaman jagung:

“Rata-rata menghasilkan 6 sampai 7 ton jagung per hektar, perihal harga ya tergantung kualitas pengolahannya, terutama sesuai tingkat persentase kekeringannya. Tinggal dalam hal pengolahan pasca panen ini memang harus hati-hati, dan ada sedikit sentuhan teknologi, tak sepenuhnya mengandalkan penjemuran secara alami.”

Secara terpisah, redaksi mengontak Ir Aep Suyoto, mantan Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Sumedang, yang selama ini menjadi mitra dari petani jagung di Kabupaten Sumedang, yang juga bermitra bersama FK-TANI, diberitahu kini ada sekitar 10 ribu – 15 ribu hektar tanaman jagung di Kabupaten Bandung:

“Saya mendukung semoga panenan jagung di Kabupaten Bandung yang juga terkenal memiliki corn belt Jabar bisa maksimal hasilnya. Artinya menuju swa sembada jagung di Jabar dan nasional itu harus terwujud segera. Komoditas jagung ini amatlah strategis, sebagai pelengkap mata rantai pengadaan pangan secara nasional, pungkasnya.” [red]

Comment