REPUBLIKAN, Bandung – Kesekiankalinya mantan presenter kondang yang kini berkantor di gedung DPR RI Senayan Jakarta tepatnya ia bertugas di Komisi 1 yakni Muhammad Farhan, S.E, pada Minggu pagi hingga siang (22/5/2022), kembali melakukan kolaborasi manis dalam bentuk zoom meeting bertemakan Ngobrol Bareng Legislator dengan fokus guaran ‘Warganet yang Kreatif dan Produktif’. Barang tentu Kang Farhan biasa ia disapa di Tanah Pasundan, dalam gelaran ini ditemani, antara lain: Dirjen Aptika Kemkominfo Samuel A Pengerapan, B.Sc; Pegiat Literasi Digital Wulandari Sawitri Sandra Wila, S.Psi, MM, dan moderator Vira Anggraini.
Gelaran zoom meeting yang diikuti 158 peserta mayoritas kalangan muda usia dari ‘Jabar Satu’, pada hari itu berlangsung seru. Para nara sumber, sejak pertengahan sesi hingga akhir secara tidak langsung, berdasarkan pengalaman empirik, seakan bersepakat. Bahwa, di belantara digital yang katanya serba tak terbatas dan terkadang penuh dengan dinamika khas, menurut Muhammad Farhan yang mengamati kecenderungannya kini dimainkan oleh sedikitnya 204 juta warga Indonesia, sebagai yang ke-4 terbesar di dunia:
“Tersebab ada deraan pandemi Covid-19 justru penggunaan internet di Indoesia makin meluas baik dalam lamanya dimainkan, rata-rata lebih dari 3 jam per orang, jangkauan daerah pemakaiannya, termasuk rentang usia pengguna. Artinya, bila kita tak bijak dan karena hanya memiliki literasi terbatas, bisa-bisa penggunaannya menjadi tidak produktif,” ujarnya di sela-sela dirinya sedang berkendaraan di atas roda 4, yang sedan menuju ke sebuah pertemuan bersama warga Kota Bogor, Jawa Barat.
Masih kata Muhammad Farhan, penggunaan internet ini ibarat pisau bermata dua:”Nah, sebaiknya, kita – kita generasi muda ini jadikanlah ini gerbang awal untuk membuat hal-hal positif seperti penggunaan atau memaksimalkan e commerce, memasarkan produk atau potensi lokal dari negeri kita. Lalu, pandai-pandailah agar tidak terjerat dari unsur hoax, atau aneka penipuan yang kini marak,” paparnya sambil menambahkan –“Betapa pentingnya, memiliki pemahaman literasi digital. HP kita sudah smart, ya kita pun jangan kalah smart-lah.”
Melengkapi bahasan zoom meeting ini Samuel A Pangarepan yang menekankan pada pentingnya warga Indonesia paham memainkan dunia digital dengan pegangan ujaran ‘nobody left behind’ (tak ada seorangpun yang tertinggal), dan Wulandari Sawitri Sandra Wila, menimpalinya mengingatkan kita untuk senantiasa memiliki kesehatan mental yang baik. “Jarimu itu, ya harimau mu,” demikian kata Wulandari Sawitri mempertegas phrase ‘Mulutmu harimaumu’ yang biasa kita dengar di dunia pergaulan nyata.
“Bermain digital pun perlu etika, ya sama seperti kita bergaul di dunia nyata. Bedanya, di dunia digital, ada rekam jejak yang tak serta merta bisa hilang, pahami juga UU ITE. Karenanya, berhati-hatilah kita memaninkannya,” tambah Wulandari Sawitri yang diakui oleh para peserta melalui tanya-jawab kemudian sebagai – perlunya kita pun punya literasi dan wawasan khusus dalam memainkan dunia digital, seperti kata Kang Muhammad Farhan tadi.
Akhirul kata ketiga nara sumber ini sepakat, demi terwujudnya warganet yang kreatif dan produktif -what to do? (apa yang harus kita lakukan?). Setidaknyanya, secara simultan warganet harus diberi penyadaran sedini mungkin, lalu dibukakan wawasannya. Berkegiatan di dunia maya yang secara bertahap kapasitas serta jangkauannya meningkat dari waktu ke waktu dalam banyak hal, ini terpulang kepada keperluan pribadi kita sendiri:”Mau sekedar memanfaatkan kelebihan internet, atau malah menambah cuan (produktif) dari mainan baru di abad 21 ini, atau hanya segitu-segitu saja? Hayoh, pilih mana? [rls/red]
Comment