REPUBLIKAN, Kota Bandung – “Penantian cukup lama menerbitkan biografi legenda hidup dari Jawa Barat, ya ini dia Abah Landoeng kelahiran Bandung 1926, hari ini terwujud juga,” demikian salah satu cuplikan sambutan Harri Safiari, Ketua Tim Penulis Biografi Abah Landoeng pada Minggu, 18 Desember 2022 di Sekertariat ‘Great People – C59’ di Jl. Merak No. 2 Kota Bandung, Jawa Barat.
Pada hari Minggu itu mengaping Abah Landoeng sebagai subyek penulisan biografi tentang kiprahnya melintasi aneka jaman sejak era kolonial Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan RI, jaman Orba dan Orla, hingga era reformasi 1998 sampai masa kini era 2020-an, tampak hadir di antaranya Agus Setiawan yang akrab disapa Agus Irvshoes selaku CEO ‘Great People – C59’ yang dikenal juga sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah UMKM Naik Kelas Jawa Barat, serta tokoh ekonomi kreatif sejak era 1980-an selaku ‘tuan rumah’ Marius Widyarto Wiwied yang biasa disapa Mas Wied.
Dalam sambutannya, Mas Wied mengucapkan terima kasih atas upaya meramaikan entitas ‘Great People – C59’ oleh aneka kegiatan yang bernuansa kreativitas:
“Semoga kehadiran para aktivis Kota Bandung dan Jabar kali ini di Jl. Merak ini, dapat menghidupkan kembali geliat ekonomi dan hal-hal baik lainnya, utamanya setelah Covid-19 melanda. Tanda-tanda itu mulai penumbuhkembangan UMKM, dan beberapa penerbitan buku ke depan, sudah terlihat. Perihal biografi ini, mari kita tularkan hal yang baik-baik ini,” ujara Mas Wied.
Sementara itu Agus Irvshoes kepada redaksi menyatakan kekagumannya atas sosok dan kiprah Abah Landoeng, yang ia katakan sebagai ‘aset bangsa’:
“Bayangkan saja selain fisiknya yang patut kita kagumi untuk pria seusianya masih tampak segar, ingatannya pun tentang masa lalunya yang mampu bermain zigzag secara manis di berbagai era, sungguh mengagumkan bagi kita-kita generasi di bawahnya. Makanya, biografinya itu perlu kita susun, demi pewarisan sejarah dan budaya bangsa kita,” terangnya.
Adi Raksanagara & Iwan Lumintang
Menariknya dalam acara peluncuran ini yang acaranya ditandai dengan pemotongan tumpeng, hadir beberapa rekan jurnalis senior di antaranya Adi Raksanagara dan rekan duet-nya Abah Iwan Lumintang. Lainnya tampak aktivis dari DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda) I Wayan Dirgayusa, serta wawan Muliawan Wiradibrata selaku pengusaha tas sepeda dbaggers bag.
Kepada redaksi, Adi R dan Abah Iwan L mengapresiasi upaya membukukan biografi Abah Landoeng,”sudah lama dan banyak kalangan yang menanyakan tentang buku ini, semoga saja segera terwujud,” ujarnya.
Sementara itu Abah Iwan dengan antusias, dirinya malahan sudah mempersiapkan kisah-kisah khas kebersamaannya bersama Abah Landoeng:”Banyak kenangan bersama Abah Landoeng ini di era menjelang reformasi ’98. Juga sentuhan langsung dengan salah satu murid Abah Landoeng, sosok penyanyi balada Iwan Fals selama di Bandung. Serta dengan Budi salah satu putranya, kan Abah bersahabat juga hingga kini,” ujarnya.
Sementara itu menurut jurnalis senior di Kota Bandung, Sulhan Syafi’i yang kini bertugas sebagai Marcom Kebon Binatang Bandung, yang kebetulan sudah cukup lama bersahabat dengan Abah Landoeng, melalui telepon tersebab ia berhalangan hadir di Jl. Merak:
“Sudah ada beberapa tulisan spesial tentang Abah Landoeng ini. Nanti saya serahkan untuk memperkaya nuansa biografi yang banyak dinanti banyak kalangan ini,” pungkasnya dari sebrang telepon.[r]
Comment