REPUBLIKAN, Bandung Barat – Yayasan Bumi Cililin Channel (BCC) yang berangkat dari komunitas para pelaku UMKM gelar acara bertajuk “DigitalPreneur”. Kegiatan diskusi dan sharing tersebut berlangsung di Hotel Panorama Lembang, Kamis, (5/1/2023).
Acara tersebut terselenggara berkat kerja sama Cililin Channel dengan Kementerian BUMN. Hal ini sebagai salah satu wujud dari program Peran Kemitraan UMKM dan BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.
Cililin Channel melalui acara diskusi ini mengajak peserta yang didominasi dari kalangan milenial untuk mengenal lebih jauh apa itu “DigitalPreneur” atau Digital Marketing.
Diskusi ini menampilkan dua narasumber, yaitu Founder Cililin Channel, Gan Gan Ridwan dan Ketua Koperasi Bumi Kecil, Lindasari.
Giat dibuka secara resmi oleh, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM (Diskopumkm) KBB, Sri Dustirawati. Didampingi Founder Cililin Channel Gan Gan Ridwan berserta jajarannya.
Hadir pula Kabid UMKM Diskopumkm KBB Dedeh, Cecep selaku perwakilan anggota DPRD KBB Tobias Ginanjar, dan sekitar 50 peserta diskusi dari pelaku UMKM, serta Content Creator muda KBB.
Sri Dustirawati dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya dengan pelaksanaan acara diskusi dan pelatihan ini.
Selain itu, Sri juga mengapresiasi adanya kegiatan DigitalPreneur ini, apalagi Komunitas Cililin Channel yang sudah berpengalaman.
“Karena betapa pentingnya dunia digital dan sudah menjadi kewajiban bagi para enterpreneur,” ujarnya.
Terutama, katanya, bagi para pelaku UMKM yang kreatif yang perannya sangat vital di saat pandemi kemarin melanda dunia.
“UMKM yang mampu bertahan di tengah pandemi, hingga berhasil menyumbang angka 95% devisa negara,” lanjut Sri.
Terakhir, ia berpesan dan berharap para UMKM khususnya di KBB dapat memanfaatkan kegiatan ini.
Sehingga mengenal dunia digital untuk promosi sehingga dapat memperluas dan mengembangkan usahanya.
Ngontent ala Emak-Emak
Dalam pemaparan materinya, Lindasari mengangkat topik “Ngontent ala Emak Emak”. Berisi sharing pengalaman dalam berjualan produknya yang berupa oleh-oleh Cililin saroja dan teng-teng merek Raosan.
Linda menuturkan betapa pentingnya konten medsos di era digital saat ini untuk mempromosikan produk. Ia juga tak lupa membagikan strategi dan tips dalam membuat konten.
“Zaman now konsumen itu mengonsumsi konten dulu sebelum mengonsumsi produknya. Maka dari itu konten sangat penting,” ujarnya.
Menurutnya, strategi dalam membuat konten itu ada beberapa poin. Yaitu kesadaran, pertimbangan, konversi, loyalitas, dan pembelaan.
“Nah kalau tipsnya, kita harus menciptakan karakter khas, gunakan trend yang lagi viral, posting sebanyak-banyaknya maksimal 10 kali per hari. Lalu harus konsisten dan pintar dalam menyajikan tipe atau tema konten dengan varian lebih banyak lagi,” papar Linda.
Budaya Digital
Sementara itu, Gan Gan Ridwan dalam materinya mengangkat tentang Budaya Digital di masa kini. Kemudian mengulas kelebihan dan kekurangan konten digital, terutama bagi para UMKM.
“Kita ini sekarang sudah berdampingan dengan digital yang menjadi budaya baru, sehingga berdampak juga pada dunia usaha. Nah tinggal bagaimana kita memanfaatkan peluang ini, mau jadi penonton atau eksis di dalamnya,” jelasnya.
Masih menurut dia, ada beberapa kelebihan dunia digital yang dapat pelaku UMKM manfaatkan.
Seperti dengan digital komunikasi jadi lebih cepat, jarak lebih dekat, serta berbagi jadi lebih mudah dan banyak.
Sedangkan untuk kekurangannya, banyak bermunculan info hoaks, fiktif, dan konten-konten negatif.
Untuk memanfaatkan dan menghadapi kekurangan digital tersebut, harus bisa direfleksikan. Dengan membuat konten positif.
“Membangun konten dengan kebiasaan dan eksistensi yang dikombinasikan dengan produk yang kita punya,” lanjut Gan Ridwan.
Di akhir penyampaian materinya, ia menuturkan, dengan adanya acara ini dapat merefleksikan atau mengajak peserta untuk tetap tidak merasa puas untuk belajar.
“Mari kita awali dengan potensi yang ada di sekitar kita. Dan acara ini bukan hanya berakhir di sini. Ke depannya kita akan bisa bersilaturahmi dan berkolaborasi untuk kemajuan bersama,” pungkasnya.[r]
Comment