Kami Jadi Tahu Jakarta!! – TBM Hegar Manah Bertemu dengan Kang Feby CEO INakes  di Jakarta

Opini252 views

Oleh : Anggit Ankercils

REPUBLIKAN – Ketika sedang menulis buku yang akan segera launcing, tiba-tiba Abah Zaenal mengirimkan pesan di Grup yang mana pesan tersebut membuatku jingkrak-jingkrak tanda bahagia. Tak bahagia bagaimana, Abah bilang ada undangan ke Jakarta!! Monas dan gedung-gedung tinggi langsung memenuhi pikiranku.

Kamis 22 Juni 2023, jam sepuluh malam waktu itu kami Abah Zaena, aku dan kelima kawanku ( Tomi, Lia, Zahra, Nurul, Asep) sudah berada di dalam kereta. Senyum sumringah tak bisa di sembunyikan dari kami berenam. Karena sebagian dari kami ada yang belum pernah naik kereta dan pergi ke Jakarta. Pasti ini akan menjadi pengalaman pertama yang menyenangkan.

Di sela sela perjalanan kami asik mengobrol tentang literasi bersama Abah Zaenal, ada Asep yang menawarkan Lepeut karena ibunya membuat lepeut, kalo kata orang Sunda mah jaga jaga ” bisi salatri ” dan sesekali kami terlelap tidur, namun terbangun kembali karena guncangan kereta agak keras malam itu. Kami sangat menikmati perjalanan. Apalagi bagi kami yang suka menulis banyak sekali ide yang bermunculan.

” Sesaat lagi kita akan sampai di stasiun Pasar Senen ” Dengan suara yang khas petugas kereta memberikan informasi pada kita untuk bersiap karena sebentar lagi sampai.

Masjid Istiqlal tujuan pertama kami, kami berangkat menggunakan taksi. Dan tak jauh dari Stasiun, kami sampai di Mesjid yang sering aku lihat di televisi. ” Masya Allah ” Itulah kata kata yang aku ungkapkan pada bangunan yang megah ini. Banyak sekali keunikan mMasjid Istiqlal ini, dari mulai tempatnya yang bersebrangan dengan Gereja Katedral, merupakan Masjid terbesar di Asia Tenggara, saking besarnya sampai sampai mencari tempat wudhu pun aku nyasar hahahaha.

Kami melaksanakan Sholat Subuh, lalu dijemput oleh Kang Rizky ( Teman kerja Kang Feby ) Mobil yang tak terbayang sebelumnya. Kami di Jemput menggunakan mobil Travel! Bagus sekali.

Kang Rizky mengajak kami sarapan disalah satu tempat makan favorit semua kalangan, dari anak anak sampai orang tua. Bagi kami yang dari desa ini adalah hal yang luar biasa, karena biasanya hanya bisa menonton kelezatannya lewat televisi. Tapi sekarang kita merasakannya. Cara memesannya pun berbeda, sangat canggih. !!

” Perut kenyang hati pun senang ” Begitulah kira yang kami rasakan. Sebelum pukul sembilan, kam bergegas ke kantor kang Feby tepatnya ada di Kemang 10 Building, Level 3, Jl. Kemang Raya No.10A, Jakarta 12730. Pertama kali masuk rasanya satu ” Ingin menangis ” Antara bahagia dan sedih campur aduk, nano nano rasanya.

Tak terbayang sebelumnya di umur yang ke dua puluh ini aku bisa masuk ke gedung yang mewah, apalagi akan bertemu dengan salah satu pemilik perusahaannya.

Kami mengawali pertemuan dengan perkenalan satu persatu anggota TBM yang hadir saat itu, tak lupa kami juga kolaborasi bersama kak Mulya juga Kak Ayu selaku founder Sastra Senja.

Ketika Kang Feby perkenalan aku sangat kaget, karena beliau juga lulusan dari pesantren! Menakjubkan, semakin banyak Santri yang berkontribusi untuk negeri.

” Anak muda kalau salah wajar, karena kita masih tahap belajar. Tapi dengan itu kedepannya kita pasti mengambil langkah yang benar, jangan lupa untuk terus bekerja sama karena sebaik apapun kita ngga akan bisa sendiri. Belajarlah lebih giat, dan manfaatkan peluang. Karena tidak ada yang tidak mungkin, semuanya bisa saja terjadi. Teruslah bermimpi, tulislah mimpi mimpi itu karena alam mendengar alam juga ikut memproses hal hal yang kamu ucapkan. Ikhtiar berdo’a dan tawakkal itulah kunci utamanya. ” Tutur Kang Feby

Setelah Feby memaparkan banyak sekali ilmu tentang merealisasikan mimpi, juga bagaimana beliau membangun perusahaan banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalaku.

” Kang izin bertanya, apakah manusia akan mengalami kepunahan? Karena dari pemaparan Kang Feby tadi kemajuan teknologi akan secepat kilat, yang aku pikirkan manusia manusia banyak yang stres dengan tekanan itu, lalu banyak orang yang tertinggal oleh perkembangan zaman. Bahkan manusia tak lagi dibutuhkan, karena pekerjaan pun akan digantikan oleh mesin. Lalu bagaimana dengan hidup manusia kedepannya? ” Tanyaku

Kang Feby dengan sejuta ilmunya menjawab “Kepunahan manusia bisa saja terjadi, bahkan sangat bisa. Dari kepunahan jiwa atau jasadnya itu bisa saja terjadi. Karena sekarang juga populasi manusia di dunia sudah mencapai tujuh miliar orang, yang mana seharusnya dunia hanya memiliki tiga miliar orang, yang berarti akan ada beberapa manusia yang memang dengan sendirinya akan musnah. ”

Tak hanya Kang Feby kami juga bertemu Kang Purna beliau adalah MC sekaligus reporter TVRI. Sekarang beliau sedang membangun sekolah di kampungnya. Pengalaman Kang Purna bisa sampai titik ini sangatlah menguras air mata. Kami semua tak tahan membendung air mata mendengar cerita dari Kang Feby.

Percakapan yang penuh dengan ilmu, dari ilmu sains sampai ilmu teknologi. Sangat menyenangkan, sehingga waktu terasa begitu cepat. Sebelum makan siang kami bergegas menuju mushola terlebih dahulu untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

Ruangan yang aesthetic, instagramable kalo kata anak millenial sekarang. Dilihat dari sudut mana pun restoran ini sangatlah indah, dengan lampu lampu yang berwarna kuning, di padu padankan dengan dinding yang berwarna cream memberikan kesan hangat. Makan bersama teman tema TBM juga teman tema Sastra Senja membuat makan kali ini sangat bermakna.

Ilmu ilmu table manner yang sering aku lihat di layar kaca akhirnya bermanfaat juga. Kami makan dengan lahap sambil ngobrol ngobrol ringan sesekali mengamati tiap sudut restoran yang mewah ini. Luar biasa!
Selsai makan siang kami diantar oleh kang Rizky untuk istirahat menuju Hotel Kristal. Mendengar namanya juga sudah membuat bibir ini melengkung kembali mengukir senyum. Allah memang memberikan kejutan yang tak di duga duga.

Kami naik lift dan masih dengan kata yang sama “Masya Allah ” Dibuat kagum kembali dengan arsitekturnya yang indah, loby hotel memberikan kesan tenang dan elegan.

Saat duduk disana aku merasa menjadi orang penting ya semacam menjadi pak Enjang Tedi, anggota DPRD Jabar dari Fraksi PAN dapil Kabupaten Garut heheheh. Beliau juga menjadi sababiah kami bisa merasakan pengalaman ini.

Istirahat sebentar dihotel, kami langsung menuju Taman Ismail Marzuki, untuk menyaksikan perlombaan baca puisi dalam memperingati ulang tahunnya Enyang Sutarji sang Presiden puisi. Berkeliling menikmati gedung gedung tinggi, mengabadikannya lewat foto. Melihat langsung ondel ondel dan pembuatan kerak telor itu juga hal yang membuat lengkap berkunjung ke Jakarta.

Pukul 17.00 kami langsung menuju pusat Perfilman Usmar Ismail, karena ada acara memperingati lahirnya LESBUMI ke-63. Sangat beruntung bukan? Kami di Jakarta sedang banyak acara besar, sehingga banyak juga ilmu yang kami dapatkan. Klimaksnya disini, aku tiba tiba diajak tampil oleh Abah Zaenal dan Wa Ratno untuk membacakan puisi bersama teman teman DKKG Kab. Garut. Ini sebuah keberuntungan sekaligus tantangan untukku, bagaimana tidak? Aku tampil tanpa latihan dan tampil bersama orang orang yang profesional degan penonton yang tak sedikit. Apalagi banyak petinggi petinggi pesantren disana. Semoga mendapat barokah dari beliau beliau. Aamiin Allahumma Aamiin.

Pukul 22.00 kami kembali ke hotel, karena hari ini sangatlah panjang sampai sampai aku tertidur di mobil. Sebelum tidur kami semua melaksanakan sholat isya terlebih dahulu. Tidur di hotel dengan fasilitas yang sangat canggih membuat kami yang berasal dari desa agak kebingungan namun kami jadi tau bahwa teknologi benar benar melaju pesat.

Tak terasa terlelap tadi malam, pukul lima pagi kau bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah itu kami sibuk masing masing, ada yang menonton televisi, bikin teh, kopi, cemal cemil, dan menikmati pemandangan lewat balkon. Pokoknya sebelum pulang kami memanfaatkan sebaik baiknya waktu ketika di hotel.

Sebelum pulang Kang Rizky memberikan kami sarapan dan titipan dari Kang Feby. MasyaAllah Ta barakallah, terimakasih orang orang baik telah menerima kami remaja desa yang sekarang sudah tau Jakarta.

Pulang dari hotel kami menggunakan Grab, aplikasi punya mas menteri.
Sampai di Terminal Kampung Rambutan, kami naik Bus Budiman. Kami pun pulang dengan hati penuh kegembiraan.

Terimakasih Kang Feby, Kang Purna, Kang Rizky, Kak Ayu sudah menjamu kami di Kota Jakarta.

Terimakasih Pak Enjang Tedi, Abah Zaenal, Bunda Inten, Wa Ratno, Bunda Oky sudah memberikan kami kesempatan yang luar biasa untuk mengenal Jakarta.

Tak lupa untuk Teh Nina, dan Pak Jubaedi selalu pengasuh kami di TBM Hegar Manah.

” Teruslah berkarya, jangan dulu puas jangan merasa sudah tuntas. Terbanglah tinggi namun jangan lupa untuk tetap menapak di bumi, Terimakasih semuanya, semoga Allah selalu memberkahi”.

Comment