REPUBLIKAN, SUKABUMI – Kisah perjuangan Alvi Noviardi, S.Pd. (56) seorang duda yang memiliki dua anak, menjadi sorotan setelah rekan sejawatnya secara tak sengaja melihatnya melakukan aktivitas pemulungan di salah satu jalan di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Aktivitas ini dilakukan Alvi setelah mengajar di salah satu sekolah di Kota Sukabumi.
“Secara tak sengaja bertemu dengan Pak Alvi, saya melihatnya sedang melakukan pemulungan barang bekas di jalanan setelah selesai mengajar. Sebagai sesama guru, saya tergerak melihatnya terpaksa melakukan hal ini meski sebenarnya ia mengajar IPS dan Sejarah di dua sekolah di Kota Sukabumi,” ungkap Agus Ramdani kepada media.
Agus melanjutkan, dari informasi yang diperolehnya, Alvi pernah mengajar di beberapa sekolah di Kabupaten Sukabumi dan saat ini mengajar di Kota Sukabumi. Setelah kehilangan istri tercintanya, ekonomi Alvi mulai terguncang, memaksa dia untuk mencari pekerjaan tambahan seperti memulung barang bekas untuk menyokong keluarganya dan biaya transportasi ke Kota Sukabumi. Kamis (30/11/2023).
“Setelah kepergian istri tercintanya, ekonomi keluarga semakin menurun. Alvi terpaksa mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,” tambah Agus.
Agus bersama rekan-rekan guru lainnya menginisiasi pengumpulan bantuan untuk Alvi. Meskipun jumlahnya mungkin tidak seberapa, diharapkan dapat membantu keluarga Alvi.
“Saya berharap rekan-rekan guru di luar sana juga dapat membantu Alvi. Dengan kebersamaan, kita bisa memberikan sedikit rejeki yang kita miliki untuk teman seprofesi yang mengalami kesulitan ekonomi,” ujar Agus.
Sementara itu, Alvi Noviardi menjelaskan bahwa saat ini ia tinggal di rumah mertuanya bersama dua anaknya yang masih pelajar di salah satu SMK.
“Meskipun kondisi rumahnya tidak layak lagi, bagi kami yang terpenting adalah memiliki tempat berteduh. Meski hidup dalam keterbatasan, saya tetap bersemangat untuk mengajar demi masa depan anak-anak,” kata Alvi.
Alvi menjelaskan bahwa biaya transportasinya untuk mengajar ke Kota Sukabumi mencapai sekitar Rp 50 ribu setiap kali pergi. Meskipun honornya sekitar 1,5 juta per bulan, uang itu digunakan untuk membayar hutang sehingga ia belum menerima penghasilan dari profesi mengajarnya.
“Saya berharap suatu hari nanti bisa menjadi guru PNS atau P3K agar lebih stabil secara ekonomi,” harap Alvi..
(Rudi T)
Comment