Pengukuhan Sebagai Guru Besar, Prof. Dr. sc.agr. Yudi Nurul Ihsan: Inovasi Sumberdaya Kelautan & Perikanan, Prioritas Kita

Edukasi, Ragam154 views

REPUBLIKAN, Kota Bandung – Seakan menguji konsistensi kepakarannya selama ini, akhirnya melalui upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar serta Orasi Ilmiah Jabatan Adjunct Professor di Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., MSi., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ekologi Laut Tropis. Prof. Dr. Yudi Nurul Ihsan, yang lahir di Bandung tahun 1975, dan ia adalah suami dari Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi beserta 3 putranya, memaparkan pidatonya dengan judul ‘Inovasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan’ di Graha Sanusi Hardjadinata Jl. Dipatiukur Bandung, Jawa Barat (28/5/2024).

“Praktis, kita amat butuh inovasi demi meningkatkan kesejahteraan. Manfaatkanlah SDA kelautan dan perikanan dengan bijak,” tuturnya seusai dirinya mengemukakan orasinya.

Lebih lanjut disadarai oleh Prof Yudi negara kita ini penuh dengan paradox, yakni di satu sisi sumber kekayaan alam amatlah melimpah, di sisi lain tingkat kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan masih memprihatinkan,”lebih dari 50% masyarakat kita hidup di bawah garis kemiskinan,’ ujarnya dengan menambahkan –“kembali lagi, lakukan inovasi dalam pengelolaan SDA kelautan dan perikanan.”

Adapun inovasi itu dengan titik tumpu menggali potensi kelautan, meliputi inovasi social, teknonogi, bioteknologi, dan lingkungan. “khusus untuk rencana pemecahan masalah secara social,” hendaknya harga mati didasarkan pada nilai luhur Pancasila, khususnya keselarasan, kerakyatan, dan keadilan, ini sesuai dengan apa yang dikumandangkan oleh para pendiri bangsa ini.”

Menyinggung pendekatan teknologi, Prof. Yudi faktanya era disrupsi harus direspon juga dalam konteks pengelolaan SDA perikanan dan kelautan. Paling dekat,”lakukan penguatan sistem informasi dan big data, vessel multi aid, and satellite, termasuk penempatan keramba jarring apung (KJA) yang ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi.”
Masih kata Prof. Yudi yang concern pada potensi kelautan dan perikanan yang menurutnya ,”masih sangat kecil diberdayakan oleh kita, juga ada inovasi yang sedang kami garap di antaranya aplikasi pada kosmetikal.”

Ekspor BBL ke Vietnam

Menyinggung tentang pembukaan kembali keran ekspor lobster oleh MenKP yang tertuang pada tahun 2021, lalu Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17/2021 tentang Pengelolaan Lonster (panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (portunus Spp.) di Wilayah NKRI:

“Yang paling penting, kita juga bisa mengembangkan budidaya lobsternya. Jadi kalau BBL (benih bening lobster) itu sekarang dikirim ke Vietnam? Ini strategi pemerintah hingga Vietnam bersedia investasi di Indonesia. Kita pun bisa belajar ke Vietnam yang telah berhasil membudidayakan BBL. Ini memang strategi kita untuk mengembangkan BBL di dalam negeri ke depan,” terangnya dengan menambahkan –“Dulu mereka belajar tentang ini ke kita, sekarang kita belajar ke mereka.”

Sebagaimana diketahui MenKP Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta saat kopers Indonesia Aquaculture Business Forum 2024 di Jakarta pada akhir April 2024, secara terbuka dirinya tidak bisa mencegah terjadinya penyellundupan BBL atau benur ke Vietnam. Hal inilah yang di antaranya mendasarinya membuka peluang kerja sama ekspor benur dengan Vietnam. [R/HS].

Comment