REPUBLIKAN, SUKABUMI – Di Kampung Babakan Mulya RT 03 RW 03, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, seorang pria bernama Adih (37) hidup dengan gangguan jiwa yang telah dialaminya selama lebih dari dua dekade. Kondisinya kerap membuat keluarga dan warga sekitar khawatir, terutama saat ia tiba-tiba mengamuk dan merusak barang-barang di rumah, Jumat (22/8/2025).
Ibu Acih (70), sang ibu, sudah lama berjuang merawat anaknya seorang diri. Ia mengatakan bahwa Adih pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Cipanas Palabuhanratu oleh kepala desa, namun tak lama kemudian kabur dan kembali ke rumah tanpa penanganan lanjutan hingga sekarang.
“Sudah 20 tahun anak saya seperti ini. Kadang tenang, kadang ngamuk. Kami sudah berusaha, tapi tidak tahu harus bagaimana lagi,” ujar Acih dengan suara lirih.
Beberapa bantuan sempat datang, namun menurut Acih, bukan dari anggaran resmi pemerintah. Bantuan itu berasal dari sahabat atau pihak tertentu yang peduli. Sayangnya, penanganan yang lebih serius belum juga diterima, sementara kondisi Adih semakin memprihatinkan.
“Yang sehat malah dapat bantuan duluan. Padahal anak saya jelas-jelas butuh perhatian khusus,” tambahnya.
Keluarga sudah berpengalaman menghadapi situasi ini, namun tetap membutuhkan dukungan. Selain menjaga Adih, Acih juga harus memastikan keselamatan anggota keluarga lainnya. Warga sekitar pun mulai merasa resah karena perilaku Adih yang kadang tak terkendali.
Pihak keluarga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah, khususnya dalam hal layanan kesehatan mental dan bantuan sosial. Koordinasi antara desa, tenaga kesehatan, dan lembaga terkait sangat dibutuhkan agar penanganan bisa tepat sasaran.
“Jangan sampai yang benar-benar butuh justru terlewat. Kami hanya ingin anak kami dirawat dengan layak, dan rumah bisa kembali aman,” harap Acih. (Bud).
Comment