REPUBLIKAN, Kota Bandung – Isu soal adanya konflik internal di tubuh Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Kota Bandung dibantah langsung oleh praktisi kesehatan sekaligus pemerhati isu lansia, Biben Fikriana, S.Kep., Ners., M.Kep. Menurutnya, dinamika yang muncul justru merupakan hal wajar dalam sebuah organisasi.
“Ini bukan masalah besar, apalagi konflik. Dalam organisasi pasti ada dinamika, itu bagian dari proses,” kata Biben saat ditemui di Bandung Milk Center, Jalan Aceh, Kamis (28/8/2025).
Biben menjelaskan, secara kelembagaan Komda Lansia berada di bawah Pemerintah Kota Bandung, sehingga pembentukan maupun penyusunannya harus mengikuti mekanisme pemerintahan. Kehadiran Komda Lansia, lanjutnya, penting untuk menghimpun komunitas dan lembaga-lembaga lansia agar lebih terkoordinasi, terlebih setelah Komnas Lansia di tingkat pusat sudah tidak ada.
Dirinya terlibat dalam tim perumus karena pengalaman panjang di bidang lansia, baik di level nasional maupun internasional. “Saya pernah ikut mendirikan sekolah lansia di bandung dan Jabar dan kalau di Jepang belajar langsung bagaimana negara itu melayani warganya yang berusia lanjut. Itu yang saya terapkan di sini,” ungkapnya.
Biben menegaskan, Komda Lansia bukan sekadar struktur formal, melainkan wadah pengabdian agar lansia tetap sehat, produktif, dan bisa berkontribusi bagi masyarakat. “Lansia tidak boleh dipandang sebagai beban. Ini bukan tempat mencari keuntungan, tapi bentuk wakaf diri,” ujarnya.
Menurut Biben, Bandung masih punya pekerjaan rumah untuk benar-benar menjadi kota ramah lansia. Mulai dari pelayanan publik, fasilitas umum, hingga aksesibilitas yang lebih inklusif. “Komda Lansia hadir sebagai mitra strategis Pemkot Bandung, sejalan dengan program Nyaah ka Indung yang menumbuhkan kepedulian lintas generasi,” pungkasnya.[R]
Comment