REPUBLIKAN, Garut – Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Kabupaten Garut menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) ke-14 periode 2022-2027 pada Jumat (2/6/2023) kemarin di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Pada kesempatan tersebut, Anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi yang hadir sebagai pembicara dalam sesi diskusi menyampaikan, bahwa Aisyiyah sebagai Ortom khusus di Muhammadiyah yang mewakili kaum perempuan harus lebih visioner dan berpandangan luas dalam rangka menjadi problem solver bagi para perempuan, khususnya di Kabupaten Garut.
“Ke depan, program Aisyiyah harus lebih outward looking dalam mencari solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Aisyiyah diharapkan bisa menjadi problem solver terhadap persoalan kaum perempuan, sehingga kaum perempuan Garut menjadi lebih maju dan sejahtera,” ujar Enjang Tedi dalam keterangannya, Sabtu (3/6/2023).
Lebih lanjut Anggota Komisi V DPRD Jabar ini mengatakan, selaras dengan tema yang diusung dalam Musyda tersebut yakni “Perempuan Garut Berkemajuan, Mencerahkan Peradaban Bangsa” harus ditunjukkan dengan tekad dan ikhtiar Aisyiyah untuk turut serta dalam proses pembangunan dan bersama pemkab Garut mewujudkan visi kabupaten Garut yang maju, taqwa dan sejahtera.
“Aisyiyah Garut harus terlibat aktif dalam program-program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah Kabupaten Garut,” jelasnya.
Enjang Tedi menjelaskan bahwa Aisyiyah merupakan organisasi gerakan yang berperan untuk mewujudkan kehidupan perempuan yang berkemajuan, yaitu perempuan yang alam pikiran dan kondisi kehidupannya maju tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi secara struktural ataupun kultural.
“Perempuan yang mampu mengaktualisasikan keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT, serta pengamalan amal sholehnya dalam melaksanakan tugas kekhalifahannya secara leluasa, baik di ruang domestik maupun publik,” jelasnya.
Menurutnya, secara umum Islam di Indonesia memiliki pandangan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan untuk berkembang dan maju bersama di ruang domestik dan publik.
Namun demikian, lanjut Enjang, harus diakui bahwa masih ada sebagian masyarakat dan juga tokoh agama yang berpandangan bias jender dalam hal peran publik bagi perempuan.
“Selain itu, masih juga banyak perempuan yang belum memahami dan mendapat kesempatan untuk berkembang menjadi perempuan yang berkemajuan. Maka Aisyiyah hadir untuk membantu para perempuan agar mampu mencapai kehidupan sebagai perempuan yang berkemajuan,” tegasnya.
Enjang Tedi menuturkan bahwa setidaknya ada tujuh strategi yang dirumuskan Aisyiyah untuk mengoptimalisasi gerakan perempuan berkemajuan dalam rangka merealisasikan visi Islam Berkemajuan, Gerakan Pencerahan, dan Perempuan Berkemajuan.
Ke tujuh strategi tersebut antara lain; Pengembangan gerakan keilmuan, Penguatan keluarga sakinah, Reaktualisasi usaha praksis, Peran keumatan dan kemanusiaan, Peran kebangsaan, Posisi organisasi dan ideologisasi serta Dinamisasi kepemimpinan.
“Kemudian juga terdapat empat nilai yang menjadi landasan dari pengembangan Risalah Perempuan Berkemajuan, yaitu Pertama, karamah insaniyyah bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari nafs wahidah sebagai mahluk yang sama mulianya dengan segala potensi kemanusiaan,” tandasnya.
“Kedua, perlindungan dan pemberdayaan juga menjadi nilai dasar melalui upaya pemberdayaan, penguatan keluarga Sakinah, pemberdayaan pendidikan, ekonomi, hingga toleransi keberagaman. Ketiga, keadilan yang dimaknai sebagai pemenuhan hak dan kewajiban serta kesetaraan dan Keempat, rahmah yaitu nirkekerasan dan Islam yang membawa perdamaian,” sambungnya.
Enjang Tedi juga mengucapkan Selamat kepada Pimpinan Daerah Aisyiyah Garut yang baru terpilih. “Semoga amanah, sukses menjalankan program yang sudah dirumuskan dan diputuskan dalam forum Musyda,” pungkasnya.[r]
Comment