REPUBLIKAN, Sukabumi, – Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) kabupaten Sukabumi menggelar agenda rutin Belajar Bersama di Museum Palagan Bojongkokosan Parungkuda.
Kegiatan belajar bersama tersebut diikuti puluhan siswa, mulai tingkat SD hingga tingkat SLTA selama 4 hari mulai tanggal 7 sampai dengan 10 Agustus 2023,
“betul, hari ini tanggal 10 adalah terakhir acara belajar bersama di Museum Bojongkokosan, dengan jumlah 6 Sekolah dari mulai SD, SLTP dan SLTA,” Beber Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpora Kabupaten Sukabumi Yanti Irianti.
Lanjut Yanti menerangkan enam sekolah itu diantaranya SDN Pondokkaso Tonggoh Kecamatan Cidahu, SDN Bojong Genteng, SMPN Cicantayan, SMPN Gunung Guruh, SMK Aljunaediyah dan SMAN Simpenan.
Kegiatan belajar bersama di museum telah menjadi agenda rutin yang biasa, mirip dengan kunjungan-kunjungan lainnya.
“Namun, kami memberikan pendekatan yang berbeda, di mana selain mengeksplorasi sejarah untuk siswa SD, kami juga mengadakan kaulinan (permainan tradisional Sunda). Tujuannya adalah untuk membangkitkan minat kembali terhadap Budaya dan Bahasa Sunda” jelasnya.
Sedangkan untuk siswa SLTP, materinya lebih berfokus pada pemahaman tentang pangan lokal, dengan penekanan pada hanjeli (makanan khas daerah). Juga menyelipkan sesi kaulinan dalam kegiatan tersebut.
Lebih lanjut kata Yanti, kami saat ini bekerja sama dengan BNN untuk mengadakan program pencegahan penyalahgunaan narkoba, serta bekerja sama dengan Sukabumi Facebook untuk memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial secara bijak.
“Kami ingin memperluas jangkauan publikasi dan sosialisasi mengenai sejarah perjuangan Bojongkokosan dan warisan budaya kabupaten sukabumi. Kami mengundang partisipasi dari luar kecamatan Parungkuda untuk mengakses museum ini, sehingga penyebaran informasi tentang sejarah dan koleksi museum dapat lebih luas.” bebernya.
Sementara Budi Arya, SH.Ch, dirinya sangat merespon kegiatan yang di selenggarakan oleh pihak Dinas Budpora kabupaten Sukabumi, sebab ini sangatlah kegiatan yang sangat positif untuk mengenalkan kembali pendidikan terhadap sejarah, apalagi mengungkap sejarah yang berkaitan dengan perang Bojong kokosan ini.
“Alhamdulilah selama kegiatan tersebut dilaksanakan memang banyak yang dikenalkan kepada para siswa salah satunya permainan pada masa anak- anak dulu, seperti permainan Gangsing/ Panggil, kemudian main Coklak dan permainan Enggrang, lalu ada juga yang tidak kalah penting dulu ketika kita kecil suka main perang perangan dengan mencontoh pejuang terdahulu dengan menggunakan bedil bedilan (Pistol mainan) yang terbuat dari bambu,” ujarnya.
Lebih lanjut Budi pun berharap ke depan baik pemerintah ataupun sekolah harus bisa mengenalkan kepada siswa terhadap sejara dan budaya sebab bangsa yang besar itu tidak lupa akan sejarahnya, kemudian terkait budaya ini cukup penting juga dikalangan siswa atau kaum milenial agar budaya kita ini kedepannya tidak tergerus oleh kemajuan teknologi sebab canggihnya teknologi ketika kita tidak cermat menggunakannya maka sedikit demi sedikit budaya akan tergerus dan kemungkinan akan di tinggalkan.
“Makanya anak sekarang lebih fokus terhadap gejet nya ketimbang mempelajari budaya maupun sejarahnya, disinilah di butuhkan peran dari semua pihak.” Jelas Budi Arya salah satu dewan kebudayaan Kabupaten Sukabumi.
Laporan : Bud
Comment