REPUBLIKAN, Bandung – Perwakilan Aktivis 98 Jabar, Lukman Hernawijaya menilai, dalam pandangannya, gerakan reformasi ’98 lahir dari sebuah kesadaran pentingnya membatasi kekuasaan. Sejarah telah memberikan pelajaran, tanpa pembatasan, kekuasaan terbukti menjadi korup dan otoriter.
“Segala upaya untuk mencoba memperpanjang kekuasaan adalah tindakan berbahaya yang mengkhianati cita-cita reformasi,” kata Lukman.
Di saat yang sama, lanjut Lukman, rakyat semakin mengalami kesulitan dalam berbagai sendi kehidupan. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, harga bahan bakar naik, dan rakyat antre minyak goreng di mana-mana.
Sementara itu, kritik dari mahasiswa dan civil society sebagai bagian dari semangat historis menjaga demokrasi berjalan pada relnya malah ditanggapi sinis dan represif.
Maka dari itu, menimbang krisis politik &danekonomi yang terjadi saat ini, Aktivis 98 Jawa Barat memandang perlu untuk menyatakan sikap; 1. Menolak penundaan pemilu 2024 dan penambahan periodesasi jabatan presiden menjadi tiga periode; 2. Mengimbau Pemerintah dan partai politik fokus pada penyelesaian kondisi ekonomi yang carut marut akibat kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar.
Dan terakhir, 3. Mendukung Gerakan Mahasiswa Angkatan 2022 untuk memperhebat perjuangan menegakkan Reformasi di tanah air.[rls]
Comment