Disdik Jabar Tahun Ini Fokus Perbaiki 76 Sekolah di Cianjur Terdampak Gempa

Edukasi192 views

REPUBLIKAN, Bandung – Anggaran perbaikan sekolah tahun ini di fokuskan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat untuk memperbaiki sekolah yang rusak akibat terdampak gempa Cianjur M 5,6. Disdik mencatat, ada 76 sekolah setingkat SMA/SMK yang akan dilakukan perbaikan.

Dedi Supandi Kepala Disdik Jabar merinci, ke 76 SMA/SMK yang akan dibangun terdiri dari 24 sekolah rusak berat, 17 sekolah rusak sedang dan 35 sekolah rusak ringan. Khusus untuk 24 sekolah yang mengalami kerusakan berat, perbaikannya akan dilakukan langsung oleh Kementerian PUPR.

“Sekarang sudah mulai dibangun. Yang rusak berat itu ada 22 sekolah yang dibangun sama kementerian, duanya lagi penanganannya secara mandiri sama yayasan,” kata Dedi di Kantor Disdik Jabar, Selasa (7/2/2023).

Selain dibangun kementerian, kata dia, Pemprov Jabar juga ikut memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa Cianjur. Pemprov mengucurkan dana alokasi khusus (DAK) untuk membangun sekolah yang mengalami rusak ringan maupun sedang.

“Dari DAK relokasinya ke Cianjur, pelaksanannya di April-Mei. Kalau DAK ini langsung swakelola, anggarannya total sekitar Rp 190an miliar, langsung (dilaksanakan) oleh sekolah. Berkasnya sudah kita dipersiapkan,” paparnya.

Meski sedang di tahapan pembangunan, Dedi memberi catatan terhadap SMKN 1 Cugenang. SMK tersebut rencananya akan direlokasi karena berada di zona merah patahan Sesar Cugenang.

Kata Dedi hingga sekarang pihaknya belum mendapat lahan pengganti untuk rencana relokasi SMKN 1 Cugenang. Selain itu, Disdik juga belum mendapat kajian lebih lanjut dari Pemkan Cianjur maupun BMKG mengenai rencana relokasi SMK itu.

“Karena lokasi (SMK) Cugenang ada di daerah patahan sesar, maka Cugenang masih cari alternatif. Sampai kemarin kita belum mendapatkan lokasi penggantinya, lagi minta update dari pemkab dan BMKG kaitan kajian kalau dibangun membahayakan atau tidak,” ujarnya.

Namun, Dedi memastikan proses KBM saat itu sudah berangsur normal di Cianjur. Kegiatan mengajar sebagian menggunakan tenda darudat dengan 3 pilihan skema pembelajaran yaitu daring, hybrid dan sistem shift. “KBM sudah mulai normal,” tuturnya.[r]

Comment