Rokok Mahal..! Pecandu Sigaret Kalangan Menengah Kebawah Mulai Cari Alternatif Lain, Toko Tembakau Mulai Dibidik

Ragam274 views

REPUBLIKAN, Sukabumi – Sejak pemerintah memutuskan menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024. Dampaknya, sangat dirasakan oleh para pecandu sigaret di seluruh pelosok negeri, karena harga barang tersebut naik secara signifikan dipasaran.

Keputusan ini berlaku pada golongan sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek pangan (SKP) dengan tarif berbeda sesuai dengan golongannya.

Aturan soal kenaikan cukai hasil tembakau tertulis dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas PMK Nomor 192 Tahun 2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris.

“Kenaikan harga sigaret membuat kami harus memutar otak bagaimana caranya bisa berhemat dalam kondisi saat ini, kebutuhan akan candu dan kenikmatan sigaret memang sulit untuk dihentikan saat ini,” ungkap, Ujang (40) salah satu pecandu sigaret di Sukabumi, Sabtu (25/02/2023).

Kendati demikian, ia juga jujur mengakui bahwa candu sigaret ini tidak baik bagi kesehatan, dan juga tidak baik bagi keuangan para pecandu ekonomi lemah.

“Ya..,mau gimana lagi, harga sigaret mahal saat ini, jadi saya sebagai pecandu harus mencari alternatif lain agar bisa menikmati hangatnya sigaret ini, walaupun saat ini saya lebih membidik membeli bahannya di toko tembakau terdekat yang ada di wilayah saya tinggal,” bebernya.

Senada juga diungkapkan oleh Beni (43) warga asal Sukabumi yang juga sudah kecanduan oleh aroma sigaret kretek sejak usia 20 tahun yang lalu.

“Saya mulai mencoba kenikmatan sigaret itu, saat berusia 20 tahun. Namun karena harga sigaret naik saat ini, saya mulai meninggalkan barang jadi yang beredar dipasaran, dan mulai beralih memproduksi sendiri dari bahan yang dibeli di toko tembakau,” ujarnya.

“Setidaknya, saya masih bisa menikmati aroma tembakau khas Indonesia, walaupun bikin sendiri dan juga lebih hemat secara ekonomi,” pungkas pecandu sigaret ini.[rt]

Comment