Antara Paris Cafe, Kopi Anaking Dan Kentang Banyu Biru Farm

Ekonomi, Lingkungan, Ragam1,020 views

REPUBLIKAN, Kab Bandung – Inovasi yang dilakukan Banyu Biru Farm yang di komandoi Damar Sakti dalam pengembangan ekonomi pertanian di dataran tinggi pengalengan kabupaten Bandung cukup di bilang cerdas

Banyu Biru Farm kini mengeluarkan produk baru hasil dari pertanian yaitu kopi dengan kemasan brand Anaking Coffee, dibalik itu ada proses yang panjang dalam pengembangan kopi, karena kopi yang ditanam hingga berbuah akan memakan waktu 2 tahun.

Banyu Biru Farm bekerja sama dengan Erisca Warlendi selaku pengelola Paris Cafe untuk memasarkan dan membuat produk brand Kopi yaitu Anakking Coffee yang beralamat di lantai 2 Rumah Makan Sate Paris Milik Heldi Yuliyana, jl. Raya pintu pangalengan RT. 02 RW. 19 Sukamenak Kec Pangalengan Kabupaten Bandung.

Dengan gagasan penghijauan tanaman keras dan bertani sayur kentang harapanya agar tetap terjaga keseimbangan lingkungan, Damar Sakti pada kesempatanya memaparkan,” Banyak lahan hutan di pegunungan yang kurang produktif maupun gundul namun bagaimana kita bisa memaksimalkan lahan hutan tersebut, sasaran kita itu membuka lapangan kerja dengan taglinenya Pemuda tani milenial, serta penghijauan dengan tanaman keras bernilai ekonomis”, katanya, Jumat (17/9/2021)

Banyu Biru Farm selain produksi kopi memang pada awalnya adalah bertani kentang hingga sekarang, namun ketersediaan lahan masih menjadi kendala juga, dari lahan 2000 M2 sekarang menjadi 9,5 hektar yang tersebar di beberapa titik di wilayah desa Margamukti kec pangalengan, namun inipun masih kurang untuk kebutuhan pasar kentang yang tinggi.

“Nah dari situ tercetuslah , kalau misalkan kita digunung gunung tanam kentang saja itu salah, karena tidak ada proses penghijauan dengan tanaman keras, maka kita berinisiatif dengan menanam kopi karena kopi adalah tanaman keras yang bernilai ekonomis “,kata Damar

Lanjutnya,”Contohnya yang kita lakukan tanam kentang tapi ada tanaman kerasnya yaitu kopi, ketika kopi terus tumbuh dan udah siap panen kita sendiri bikin brand kopi sendiri, jadi hasil dari kopi kita sendiri, kita rosting sendiri, kita pasarkan sendiri bahkan kita punya cafe kopi sendiri walaupun sistemnya kerjasama dengan yang punya rumah makan atau cafe, dan sekarang sudah lumayan berkembang juga ,kita mulai bikin brand biji kopi sendiri yang dinamai Anaking Coffee yang di sponsori atau produksi oleh Banyu Biru Farm”.

Damar Sakti masih menjelaskan”,
Itu salah satunya memanfaatkan lahan Perhutani tadi, harus ada tanaman keras, kenapa kita memakai kopi, yaitu karena harapannya sebelum kopi itu berbunga atau berbuah kita tanami kentang dulu karena untuk biaya yang kerjanya, karena tanam kopi itu kan lumayan lama sampai 2 tahun sampai 3 tahun baru berbuah, sambil memelihara kopi, di bawahnya kita menanam sayuran seperti kentang, cabe ataupun kubis seperti itu , jadi istilahnya buat gaji pekerja yang juga ibaratkan biaya orang untuk memelihara kopi sampai besar ini dari hasil pertanian tanam kentang, karena tanam kopi sampai panen kopi itu juga lumayan lama, berikutnya program ini membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar, tapi jangan lupa kalau misalkan kita eksploitasi terlalu gede-gedean itu juga nggak benar, makanya kita sebagai lahan percontohan selain kita tanam kentang kita tanam kopi karena kopi itu wujud penghijauan tanaman keras”,paparnya.

Dalam pola pemasaran biji kopi dengan brand Anakking Coffee langsung memasok ke cafe kopi, selain itu juga melalui media sosial dan toko online seperti Tokopedia, lazada dan shoope dengan nama tokonya Banyu Biru Farm.

Harapan Banyu Biru Farm terus menciptakan lapangan kerja bagi pemuda juga dapat bekerjasama dengan Perum Perhutani, PTPN atau pun lainnya untuk memaksimalkan celah lahan hutan yang ada untuk bertani tanpa merusak, namun bahkan menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.[red]

Comment