Memet Hamdan Sikapi Aksi Rempang, Kritisi Kebijakan Presiden

Peristiwa, Ragam379 views

REPUBLIKAN, Bandung – Terkait aksi Peduli Rempang yang diikuti ratusan warga se Bandung Raya dari berbagai elemen sosial-kemasayarakatan (26/9/2023), di antaranya via ‘long march’ dari Gedung Sate di Jl Diponegoro melewati Gedung DPRD Jabar, dan berakhir di Gedung Merdeka Jl. Asia-Afrika Kota Bandung, menurut salah satu aktivis Memet H. Hamdan, SH MSc yang dikenal juga selaku Pengamat Kebudayaan dan Pengangunan Jawa Barat:

Bentrok itu terjadi karena warga menolak pengukuran lahan untuk proyek Rempang Eco City, akibatnya delapan warga ditangkap dan puluhan masyarakat biasa lainnya mengalami luka-luka serius.

“Bentrok (di Rempang) itu ekses, pejabat di daerah, tiba-tiba aja kasih tahu, kalau penduduk akan dipindahkan. Gimana urusannya? Mestinya kan ada prosedur, diadakan dalam satu rapat, katakanlah rapat kabupaten,” ujarnya saat ditemui pegiat media di depan Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Selasa 26 September 2023.

Lanjutnya, Kang Memet menyatakan:”Semua harus diundang, camat diundang, kepala desa diundang, tokoh masyarakat diundang, tokoh agama diundang. Lalu katakan, bakal ada rencana investasi, begini dan begini,” ujarnya dengan menambahkan –“ Nggak boleh ada yang ditutup-tutupi.Kalau mau dijual, jual itu pulau, jangan dengan dalih investasi,”

Ditanya tentang munculnya bentrokan antar warga dengan aparat,”itu terjadi karena kesalahan dari pemerintah,” ujarnya.

Lebih lanjut menurut Kang Memet yang hari itu rela berpanas-panas ria dari Gedung Sate ‘logh march ke Gedung Merdeka di Kota Bandung,”karena itu kan merupakan investasi besar kan, nilainya mencapai Rp381 triliun, hingga 2080 mendatang.”

“Ada kewenangan presiden disitu, artinya bagaimana, lo kok presiden piye, toh? Kok diem aja, gitu. Tidak ngontrol, atau mungkin membiarkan, jadi disitu ada kesalahann presiden,” ungkapnya.

Lebih jauh kata Kang Memet, kalau aparat di bawah itu terjadi kesalahan, ya teknis pelaksanaan ada yang tidak seharusnya . “Jadi ya, presiden harus bertanggung-jawab. Dia harus segera mengambil sikap,” terangnya.

Kembali Kang Memet menegaskan soal kepastian investasi:

“Izin kepada investor itu, siapapun dia, kalau mau diteruskan, diteruskan, kalau enggak, ya enggak,” ujarnya.

Adapun soal demo bela Rempang yang dilakukan ratusan massa Kesatuan Aksi Masyarakat Jabar (KAMJ) di Bandung ini yang mendapat perhatian khusus dari banyak kalangan, menurut Kang Memet adalah sikap kebudayaan.

“Solidaritas masyarakat sunda kepada masyarakat melayu. Kalau bicara sunda, melayu, bugis dan sebagainya itukan bhineka tunggal ika,” katanya.

“Kalau secara pribadi saya , itu namanya sikap yang betul-betul bhineka tunggal ika,” tambahnya.

Adapun soal peristiwa memilukan di Rempang, menurut Memed, hanyalah sebuah kasus, “kalau secara obyektif investasi itu perlu, bahkan ada di undang undang (UU), yaitu UU tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)”.

“Itukan akan mendatangkan modal, akan menciptakan kerja, jadi kalau dilaksanakan secara fair luar biasa itu. Karena dalam negeri, tidak ada dana untuk melakukan pembangunan, padahal sumber dananya banyak,” ungkapnya.

Oleh karenanya harus dilakukan secara benar dan baik, kalau mau dikasih, kasih. Kalau enggak mau, ya ditolak.

“Kan investor itu sama dengan pembeli, pembeli itu raja, kalau buat saya, kalau mau dikasih izin, kasih. Kalau enggak, tolak. Jangan diulur-ulur, nggak karu-karuan,” katanya.

“Saya dulu kan mantan pejabat. Kalau mau tolak, tolak. Kalau diterima, nanti ada persyaratan, disitu,” pungkasnya.

Sekedar info, aksi bela Rempang ini dihadiri di antaranya oleh Letjen TNI Purn. Yayat Sudrajat, SE (Koord Pejuang & Purnawirawan Siliwangi/ PPS), Mayjen TNI Purn Deddy S Budiman (Ketum APP- TNI), Brigjen TNI Purn. Hidayat Poernomo (Ketum Gerakan Bela Negara), Dindin S Maolani, SH (Presidium FKP2B/ Inisiator PETISI 100), Raden Darmawan Dajat Kusuma, yang akrab disapa Acil Bimbo, Andri P Kantaprawira Ketua Gerpis, serta beberapa tokoh lainnya.

Menurut Tatang Sutisna (43) pejalan kaki yang melintas di halaman Gedung Merdeka di Jl. Asia Afrika Bandung, melihat aksi kali ini dimatanya termasuk besar:

“Terbukti itu penjagaan dari berbagai pihak keamanan terbilang banyak, lalu lintas walaupun agak tersendat, masih boleh dilang lanca. Terpenting, semua aman dan damai secara keseluruhan,” ujarnya. [R].

Comment